Pada era digital seperti saat ini, kemampuan menulis sangat dibutuhkan bagi orang-orang yang berkecimpung langsung di masyarakat, salah satunya adalah penyuluh agama, hal tersebut disampaikan oleh Nadhiroh, S.Sos.I., M.I.kom, saat memberikan workshop kepada penyuluh Kabupaten Wonogiri, Kamis (9/6/2023) di RM Alami Sayang Ngadirojo.
Nadhiroh melanjutkan, dengan aktif menulis dapat menangangkat detajat seseorang, apalagi jika tulisan tersebut bermanfaat bagi banyak orang. “Kita pasti sering membaca tulisan-tulisan ulama terdahulu yang karyanya masih kita baca hingga saat ini, bahkan sering kita jadikan rujukan saat akan menyampaikan dakwah di masyarakat,” terangnya.
Tidak hanya itu, dengan adanya kemampuan menulis para penyuluh, itu akan membuat penyebaran dakwah juga semakin luas, “Bayangkan jika satu ruangan di sini menulis satu artikel saja, dan ada 50 penyuluh datang di sini, maka sudah ada 50 tulisan,” imbuhnya.
Nadhiroh menambahkan, jika semua tulisan itu bisa dibukukan dan bisa dicetak kemudian disebar di beberapa tempat, maka jangkuan dakwah juga semakin luas, “Jika semakin luas penyebarfan bukunya dan banyak pembacanya dan memiliki manfaat, secara tidak langsung para penulis juga akan semakin dikenal dan akan dapat amal jariyah,” tutur Plt Kepaka Lembaga Penelitian dan Pengabdiam Masyarakat STAIMAS Wonogiri.
Selanjutnya, Tutut Nur Trias Wijayanti, S.S.T.,M.I.Kom, pemateri mengenai videografi, menyampaikan, di era digital seperti saat ini, kemampuan menulis harus juga dibarengi dengan kemampuan kreatif dalam membuat video. “Sekarang itu kalua kita buka media sosial, orang lebih tertarik dengan konten-konten video,” jelas Wanita asli Wonogiri ini.
Oleh karena itu, Tutut meminta para penyuluh di Kabupaten Wonogiri juga aktif untuk membuat dan mengunggah video-video dakwah ke media social mereka, “Teman-teman penyuluh saat ini saya kira harus mempunyai media sosial dan aktif, khususnya membuat video-video yang berkaitan dengan tugas-tugas penyuluhan.
Menurut Tutut, dalam membuat video juga tidak boleh asal-asalan, harus ada teknik-teknik pengambilan gambar yang pas, “Ini agar orang yang melihat video kita merasa tidak nyaman, kalau tidak nyaman orangkan malas untuk melihatnya,” jelas Plt Kepala Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Tutut meminta kepada semua penyuluh juga aktif untuk melakukan dakwah atau penyuluhan melalui media sosial, “Dakwah di media social sudah banyak, tapi tidak semuanya itu sesuai dengan ajaran Islam, ajaran radikal yang mengajarkan terorisme juga ada, para penyuluh di sini harus bisa melawan itu dengan mendakwahlan Islam yang benar,” terangnya.
Tutut, berharap kedepan akan ada kolaborasi Kembali antara Kemenag Wonogiri dengan Prodi KPI STAIMAS Wonogiri. “Kedepan semoga kita bisa Kembali berkolaborasi Kembali,” tutupnya. (yos)